Jumat, 14 Februari 2014

Balada Bunga Angkasa

Jupiter di seberang angkasa
Berjarak jutaan tahun cahaya
Menghipnotis
Tanpa bertatap muka
Mengajakku menjelajah
Diantara gelap yang bercahaya
Menari di ruang hampa
Kau bagikan padaku romansa 
Dan hancurkan hati para astronot yang cintaimu membabi buta
Menggunjing iri memicingkan mata
Tanpa logika 
Kau pilih aku yang buta deret aljabar dan rumus fisika


Jakarta, 7 februari

Kisah Sang Katak

Aku terlahir ditepian kolam
Berenang bebass di dunia kecilku
Sampai akhirnya kubisa melompat
Hujan membuat genangan genangan kecil
Kuberanikan beranjak dari kolam itu
Melompat lepas
Beristirahat di tiap kubangan
Suka dan tak suka
Berkelana sampai lelah
Hingga ku dimangsa ular berbisa... 


Jakarta, 13 februari
Via Domini aliae Sunt homonibus propositis
(jalan-jalan Tuhan lainlah  dari yang dirancang manusia)
-pohon pohon sesawi:61; YB. Mangun Wijaya-

Mozaik Tetes Hujan di Perjalanan





Kemarau pergi hujan pun datang lagi sebuah siklus yang mungkin tak pernah terhenti. Tuhan yang selalu berbaik hati membagi sedikit nyanyi sunyi ditiap rintik hujan yang membasahi bumi. Jika harus kuputar ulang tiap memori di otak ini mungkin gw gak pernah bisa jawab sejak kapan gw suka hujan. Mungkin sejak gw SD pas lagi demen demennya maen bola atau mungkin waktu gw pertama kali melihat waktu bayi atau mungkin juga saat gw  belom terlahir atau saat di kehidupan sebelumnya di dunia paralel dan mungkin kebanyakan mungkin -_____-“
Ada banyak cara manusia buat nikmatin hujan, mahluk penuh akal yang katanya makhluk ciptaan Tuhan paling mulia. Ada yang hanya melihat, ada  yang dengan langsung berhujan hujanan menikmati tiap tetes yang membasahi terserap dalam butiran butiran kecil melalui pori pori dan ada juga yang hanya dengan mendengarkan tiap tetes hujan yang menghujami genting, atap seng dan menambah debit air di kolam ikan. Dan tentunya ada yang menikmati dengan cara memaki dan terkadang gw juga salah satunya. *syarat dan ketentuan berlaku*
Bicara tentang mendengarkan tak ubahnya bisa terlepas dari musik. Nyanyian alam orkestra semesta. Kali ini gw mau sedikit berbagi lagu lagu yang biasa gw nikmatin saat  hujan oke dah kalo gitu biar gak banyak bacot lagi langsung aja silahkan disimak

ERK – Desember  
Putar lagu ini saat hujan dan dengarkan tak ada yang bisa kuceritakan karena kau pun tahu.
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka

Koil – Lagu Hujan
Entah apa yang Otong cs pikirin dulu sehingga menciptakan lagu ini. Band cadas dengan sentuhan magisnya membawakan haru biru “pecah pecahan beling kenangan” tanpa ampun. Sebuah perjalanan hidup untuk memilih resapilah tiap sentimentil melankoli hujaman hujan kenanganmu.
ku akan pergi saat hujan reda
walaupun lama pasti reda juga
tangga pelangi akan segera tiba

Blackout – Join Kopi
Kopi sesosok minuman hitam dengan aroma khas yang tak tergantikan. Tak ada salahnya menikmati kopi disaat hujan dan lagu ini akan membawamu ke dalam ingatan kehidupan pedesaan masa lampau dan mungkin sekarang pun masih ada beberapa. Ketika ada yang namanya gelas mug besar dari besi yang berisi kopi untuk dinikmati bersama seluruh anggota keluarga sebuah Local wisdom yang semoga saja belum punah sampai saat ini. Nikmati hujan mu seduh kopimu berbagilah di tiap tetes manis pahitmu bersama teman dan keluarga.
Hu la la la kopimu kopiku
Hu la la la join join kopi
Hu la la la arti sahabat
Hu la la la tak ternilai harganya

Arvo Pรคrt – Spiegel Im Spiegel
Lagu lagu nirkata termasuk ampuh untuk menikmati hujan , tanpa lirik membawamu larut dalam melankoli yang terdramatisir secara tidak langsung. Lagu gubahan komposer Estonia pada tahun 1978 ini akan berbaur indah dengan suasana hujan saat diputar seakan mengajakmu terbawa ke masa lampau menyusuri jalan jalan setapak yang pernah kau susuri dan tentunya saat raungan biola mulai terdengar bersamaan harum mewangi aroma tanah seusai hujan dan sisa sisa tampias yang menyegarkan  kau rasakan lepas jiwamu dalam tenang lautan kenangan.

Adhitia Sofyan – After The Rain
Yah begitulah seperti judulnya udah ketebak banget  kalo isinya kek gimana. Dengan aransemen sederhana berupa  folk akustik cukup menyenangkan menikmati hujan dengan lagu ini. Susah juga buat deskripsiin ni lagu too much memory about  this song, so just enjoy it.
                If i  could bottled smell of the wet land after the rain,
                I’ll make it  a perfume  and send it to your house.

The Simths – Asleep
Terkadang jenuh akan sendiri dan lagu ini agak mengandung kampret untuk diresapi. Sendiri dan hujan komposisi komplit untuk merutuki nasib kapan akan bertemu atau sudah bertemu tapi entah kapan akan berkembar rasa?. Siklus misteri kehidupan yang tak ada henti. Dibumbui suara khas Morissey dan alunan denting piano yang rapi sebuah tembang jadul yang sangat pas untuk membully diri sendiri bagi yang belum menemukan belahan hati .
                Sing me to sleep, sing me to sleep
                I’m tired to wake up on my own anymore

Sore – Musim Ujan
Pernahkah kau rindukan hujan? salah satu lagu baru dari Sore di album sorealist ini  cukup menggambarkan sebuah kerinduan akan penantian datangnya musim hujan. Hujan yang datang dengan kesegarannya, meredupkan nyali surya membalutnya dengan selimut kelabu bernama awan memberi teduh yang membasuh menghempas kering berkepanjangan.
Merindukan hadirnya surga
Sukakah kau pada redup
Larut di dalam alam biru
Melukiskan mahligai di hampar guntur

ERK – Hujan Jangan Marah
Dan lagi lagi efek rumah kaca, seakan menasbihkan diri menjadi band pengiring hujan dalam playlist gw. Lagu ini tak menceritakan tentang segar tetes hujan dan segala melankoli yang hujan berikan. Sebenarnya aneh gw masukin lagu ini dalam playlist. Meski tiap lirik yang tertutur rapi berceritakan kemarau yang berkepanjangan tetapi memberikan nuansa kerinduan menanti  akan hujan datang, resah menunggu apakah dia marah hingga tak kunjung tiba memandikan jiwa yang luka.
Dengarkah? Jantungku menyerah, terbelah di tanah yang merah
Gelisah dan hanya suka bertanya pada musim kering
melemah dan melemah

Sebenernya masih ada banyak cuman udah terlanjur males buat ngetik lagi dan udah untung sempet ke posting maka dengan ini saya nyatakan untuk undur diri, terima kasih.

Ps: Nikmatilah hujan dengan versimu, dekatkan dan rasakan kesegarannya membasuh duniamu.

Jumat, 10 Januari 2014

2013 : Memoar Setahun di Jakarta


Hooollllyyyssshiiiitttttt................ Akhirnya bisa  posting juga kampretlah di PHP in ama provider yang katanya punya kecepatan internet 10 juta tahun cahaya ternya tak lebih cepat dari gerombolan siput yang lagi balap karung -_____-".
Ah maafkan aku sayang setahun tak menjengukmu sungguh hina diriku *bersihin sarang laba laba*
Ok dah kalo gitu tak perlu berlama lama kalo banyak zine yang pada bikin semacam kaleidoskop tahunan gw juga kagak mau kalah, kali ini gw bakal bercerita bisa jadi mendongeng apa yang udah gw laluin selama tahun 2013 ini mungkin dengan ringkas dan sesingkat-singkatnya. Selamat menyimak :beer:

Januari awal tahun 2013 selepas perjalanan gw menikmati sisa" kejayaan di masa muda bersama kawan menyusuri indahnya puncak para dewa (red:mahameru) dan spot" lainnya alhasil gw balik kerumah dengan keadaan mengenaskan bung, kangker menjangkiti makhluk ini. Selepas wisuda bukanlah hal yang etik untuk mengajukan proposal pendanaan baik terencana maupun dadakan gw akhirnya memutuskan untuk kerja sambil menunggu panggilan Tuhan untuk mengabdi pada negri. Dengan tekat bulat akhirnya gw tergerak buat aplly job di akuntan publik secara random via email dan TARRAA!!!! Thuhan sungguh berbaik hati memberi kemudahan setelah sehari apply akhirnyagw dapet panggilan kerja di jakarta dan langsung saja gw sms temen" gw buat ikutan secara malah gw disuruh nyari orang buat jadi karyawan karena kantor sedang dilanda badai resign dan padatnya jadwal *berasa kek agensi penyalur PRT*. Esoknya gw lgsg meluncur ke jakarta dan ibukota  sangat kejam bung, sesampainya di stasiun pasar senen disambut hujan deras berkepanjangan yang berakibat banjir besar di jakarta. Akhirnya dengan semangat 45 gw berinisiatif jalan kaki dari senen sampai monas jalan kaki dengan kondisi banjir selutut berteman mas" berambut klimis dengan gaya yang flamboyan menjajahkan jasa gerobak pada kakak" cantik yang tak ingin bajunya basah terkena banjir. Ok singkat cerita gw akhirnya diterima kerja dan akhirnya gw resign di bulan agustus.

Banyak pengalaman banyak kisah dan tak mungkin semua gw ceritain karena kepanjangan tar dan emang dasarnya males sih buat ngetik -_____-". 3 bulan gw kerja naek motor PP bintaro - cempaka putih rasanya bro sungguh melelahkan 2 jam naek motor dan macet"an padahal jika lancar hanya 30 menit perjalanan. Akhirnya di medio april gw pindah  ke tempat kakak gw yg baik hati udah ngasih tumpangan biar gk kejauhan thx God i have the best sister in the world dengan efek samping perbaikan gizi dan kesehatan yg lebih baik. Gak terasa gw kerja 7 bulan dengan banyak pengalaman bisa mampir ke Borneo hingga Celebes ah indahnya traveling gratis dibayarin kantor walaupun dalam rangka kerja hahaha....

7 bulan kerja cuman sekali gw pulang gara" diajak kakak pulang dan selebihnya gw habisin maen ke jogja tiap ada libur agak panjang. Damn durhakanya gw waktu itu. Sebenernya sih gw cuman pengen liburan dengan mendekat ke alam dengan udara yg lebih sejuk sih alasannya makanya gw jarang pulang. Dari mulai hunting pantai" yg masih sepi sampai mendaki gunung purba sayang Merapi dan Merbabu terlewatkan karena kondisi tak memungkinkan. Biar kagak penasaran ini gw kasih liat potonya dikit aj
pantai kodok gunung kidul

Dan untuk tahun 2013 ini gw jg cuman sempet ngedaki 2 gunung doang dikarenakan keterbatasan waktu buat libur. 2 kali gw ngedaki barengan ama kakak gw yah lumayan sih gunung gede ama papandayan buat bulannya kalo gak salah mei ama oktober dah gw kasih gambar sekalian dah biar afdol.

 papandayan

gunung gede

2013 tahun yang indah saat liverpool mampir ke jakarta dream come true lah klub yg gw cintai dari SD dateng ke Indonesia dan kesempatan itu gk gw sia"in tanpa pikir panjang gw beli tiket buat spot belakang gawang dengan asumsi atmosfir yg sangat riuh dan akhirnya semua terbukti flaire memerahkan GBK saat itu puas, seneng, terharu akhirnya gw bisa nonton langsung abang gw Steven Gerrard. Thx God atas kesempatan itu :))).

 tiketnye

pas mau kick off
2013 gak lengkap rasanya kalo gak ngomongin musik ada banyak gigs sih sebenernya yg gw tonton dengan mayoritas band indie mungkin beberapa aj yg gw ceritain yg intinya bikin semua berkesan. Jakcloth entah apa yg merasuki gw saat itu 2 hari datang kesana hanya buat nonton payung teduh ama efek rumaah kaca tanpa belanja, plus bonus nonton eyes set to kill hahahaha...... Trus Haiday yak acara tahunan majalah Hai lagi" gw abisin buat nonton payung teduh ama efek rumah kaca dan berdansa sampe tepar barengan gangstarasta ama kunokini really nice gigs. Kemudian ada jg acara pekan indonesia kreatif dan lagi" nonton efek rumah kaca dan payung teduh entahlah udah berkali" nonton live mereka tapi tak pernah bosan dan satu momen yang sangat berkesan yaitu di menit pertama di bulan desember efek rumah kaca melantunkan lagu andalannya "Desember". Dan di penghujung desember gw pun gk mau ketinggalan buat nonton Joyland Fest dimana gw sempet gk percaya kalo ada taman yg mirip hutan di tengah" jakarta dan dijadiin venue bener" kelewatan dah 2 hari gw nonton karena gw gk mau kelewatan Dialog Dini Hari akhirnya ketemu lagi ama kang dadang dan tentu saja ada float, sore, dan tiga pagi di hari ke 2. Tapi rasanya gk lengkap tanpa cerita duka yak di bulan september ada konser yg ditunggu" seluruh umat metalhead tanah air secara Metallica mau manggung di jakarta ibarat umroh mereka berduyun" berkumpul ke jakarta dimana gw beli tiketnya dan berakhir tragis gk jd nonton dikarenakan hal yg gk bisa ditinggalkan. Dimana semua orang antre buat nukerin tiket disitu ada seorang laki" dengan langkah gontai dan hati tercabik harus merelakan kesempatan ikut umroh bareng metalhead tanah air. Dan laki" itu gw -____-" . Dmn gw ngantriin tiket buat gw jual lg mana rugi lagi haduh rasanya ngalahin galaunya anak kecil yg punya balon lima yg ada dalam lagu balonku. Sungguh luka sekali rasanya *eeaaaaa* *mewekdipojokan*.
 joyland fest/taman krida loka senayan

 pesta media/galeri nasional

 yang ngebikin galau

Oiaa gk lengkap jg ya kalo tanpa cerita cinta, gk mau kalah dong ama ramalan bintang huehehehe.....
Dan semuanya berakhir tragis kesibukan membunuh rasa secara perlahan dan terlebih tambahan efek perlakuan posesif yg mengakibatkan scene ini berlangsung hanya 6 bulan. Walau sebenernya sih emang jauh dari cocok dan kadar rasa yg tertanam pun seperti alkohol yg terkandung dalam beer  kalengan yg diawasi ketat oleh pemerintah *tepokjidat*
Jahat sekali gw -______-" utk sementara ini nge jomblo dulu pengen intropeksi diri biar kek yg di TV gitu ama pengen nyenengin diri dulu buat jalan" bebas sebebas bebasnya kek lagunya linyrd skynird - free bird tanpa ada yg ngelarang".

Hahahaha ok dah sekian aja kalo gitu capek ngetiknya banyak bgt bro smoga bisa jd hiburan.
bye bye :*

ps: semoga tahun ini lebih baik lagi dalam hal apapun dan jg bisa ke rinjani dan tempat" spektakuler lainnya di Indonesia; Aku cinta ploduk" Indonesia: IGO lover :*



Jumat, 21 Desember 2012

Kamar Gelap

Siang terasa lengang kali ini. Awan kelam menyelimuti mentari yang kali ini tak kuasa mengintip menembus tirai gelap itu. Seperti biasa ini hanya sebuah pertanda akan datangnya hujan. Hujan, aku selalu suka hujan sejak kecil sampai sekarang dan kupastikan sampai tua nanti. Hujan yang selalu menyegarkan, memberikan ketenangan dan selalu membuatku ingin meringkuk mencumbu kasur empuk berselimut menikmati tidurku, walau terkadang dia marah dan membuatku takut.
Tetapi hujan kali ini berbeda, dia mengingatkanku banyak kenangan semua cerita yang kulalui dan banyak bisikan yang masuk dikepalaku. Di kamar ini, kamar gelap ini. Kamar yang selalu aku singgahi dikala ku ingin sendiri, aku meringkuk menikmati hujan dari balik jendela. Tetes demi tetes jutaan bulir hujan menghujam ke Bumi menciptakan harmoni, saat menghujam ke tanah, bertabrakan dengan atap genteng, atap seng, saat menyatu dengan tenangnya kolam ikan, membasuh memandikan anggrek yang ada di halaman belakang yang terlihat semakin segar. Dan aku selalu suka itu.
Dikamar ini, kamar gelap ini. Sejatinya ada banyak kamar di rumahku ini, apalagi semenjak adikku kuliah kamarnya yang kosong tak jarang ku tidur di kamarnya. Tetapi tetap kamar gelap ini yang selalu menemani saat ku ingin sendiri. Terlalu banyak kepalsuan yang kujalani, dan hanya tawa yang selalu mereka lihat dari diriku, mereka tak pernah melihat kesedihan yang kualami. Yak, aku adalah iblis bermuka dua begitu mudahnya mengelabuhi mereka dengan senyum dan tawa. Sebuah bungkus yang sempurna untuk memastikan aku terlihat bahagia. Mungkin aku terlalu pintar atau bahkan terlalu bodoh hingga aku lupa siapa aku.
Bulir demi bulir hujan menghujami atap kamarku dan aku masih diam menatap keluar jendela menikmati hujan kali ini. Kunyalakan rokok yang belakangan ini menemaniku, teman sekaligus monster pembunuh yang akan membunuhku secara perlahan. Meredam tiap emosiku mengendalikan amarah yang membuncah dalam tiap kepulan asapnya. Batang demi batang kunikmati semakin membuat kamar gelap ini pekat akan asap. Banyak bisikan di otakku kali ini mengingatkanku akan masa kecilku di tiap hujan bersama kawan kawanku bermain bola sampai mencuri rambutan tetangga saat hujan. Menikmati kecerian saat berlarian dan terjatuh dengan wajah penuh lumpur, saling menghujat dan tertawa bersama kala itu. Ah... Aku rindu masa masa itu.
Kunyalakan lagi satu batang teman setiaku kunikmati tiap asap yang mengalir melalui tenggorokanku dan memenuhi tiap rongga di paru paruku. Sekelebat terlihat tulisan yang selalu tercantum di bungkus rokok hasil karya departemen kesehatan " merokok dapat mengakibatkan impotensi gangguan jantung dan bla bla bla...". Kali ini otakku memutar kejadian beberapa waktu lalu saat dokter berkata padaku, bahwa aku memiliki kelainan dalam irama jantung, sebuah penyakit genetik keturunan dari keluargaku yang tak pernah kuceritakan pada mereka. Apa aku akan mati dibunuh oleh temanku ini? entahlah biar Tuhan yang memilih cara terindah saat memanggilku pulang nanti. Tak terasa satu jam berlalu dan masih hujan diluar sana.
Akhirnya kuputar lagu yang biasa menemaniku saat hujan, "Desember" dan "Melankolia" Efek Rumah Kaca. Bait demi bait kudengarkan bersamaan dengan harmoni hujan diluar sana, sungguh menenangkan. Tak terasa usai sudah kedua lagu itu menemaniku dan tiba tiba handphoneku berbunyi, hanya dering sms. Kemudian kubaca sms itu dan kubalas dengan singkat.
<D> Sayang km lg apa?
<A> Sedang maen gitar aj disini lg hujan
<D> Kamu sudah makan belum?
Pesan singkat dari seseorang yang belakangan ini menemani kesendirianku, dan aku berbohong lagi dan lagi gitarku teronggok diam membisu dipojok kamarku tak kusentuh. Entah aku tak tahu apa aku mencintainya atau aku menyayanginya atau pelarian atas kesendirianku atau bahkan hanya rasa penasaranku saja. Walau aku terkadang merasa tak pantas untuk memilikinya seharusnya dia bersama orang yang lebih baik dariku, dia yang selalu memperhatikanku, mengkhawatirkanku walau selalu aku sisipkan kata " aku bukan orang baik" di tiap obrolanku dengannya, hanya untuk mengingatkannya dan dia selalu tak peduli itu. Kuambil nafas panjang dan kamarku semakin gelap yang dipenuhi asap pekat rokokku. Aku diam dan pesan terakhir dari dia tak kubalas.
Hujan kini tinggal menyisakan gerimis kukeluarkan tanganku dari jendela, kunikmati tiap bulir hujan yang jatuh membasuh kulitku yang terserap perlahan kedalam pori poriku. Satu tetes, dua tetes sampai ratusan atau mungkin ribuan bulir hujan membasuh tanganku segar sekali dan aku suka. Dan akhirnya hujanpun berhenti yang tersisa hanya awan abu abu yang menutup langit. Tak kulihat pelangi di atas sana, hanya awan abu abu padahal aku sangat ingin melihat pelangi kali ini. Ah... mungkin memang gak berjodoh batinku. Aroma tanah sehabis hujan menyeruak masuk melalui jendelaku dan kuhirup perlahan dan kunikmati. Andai saja aku bisa memasukkan aroma ini kedalam botol pasti akan kubuat parfum yang akan kupakai tiap hari agar terasa seperti hujan selalu menemaniku.
Aku diam dan menikmati kesunyian ini, mungkin terlalu banyak yang masuk dikepalaku terlalu banyak yang kulalui. Apa harus kulepas topeng ini? terlalu lama aku berteman palsu aku rindu aku. Mungkin sudah saatnya kunyalakan lampu kamar gelap ini, mungkin sudah saatnya aku bermetamorfosis menjadi aku yang baru. Ingin rasanya ku kubur aku dalam liang terdalam dan paling sempit dan kutimbun sendiri agar kupastikan sisi gelapku mati dan tak kembali. Kuyakinkan hatiku kali ini. Aku adalah aku, aku melakukan apa yang aku lakukan meskipun aku tak tahu siapa aku biar kutemukan aku yang baru yang lebih baik. Perlahan tapi pasti dalam langkahku kemudian kunyalakan lampu yang menyinari kamar gelap ini. Aku tersenyum. Tiba tiba handphoneku berbunyi lagi kali ini bunyi telepon yang kemudian kuangkat.
"Sayang smsku kok gak dibalas sih"
"Maaf aku lupa"
"Yaudah gakpapa kok, pasti kamu lagi keasyikan nikmatin hujan"
"Hehehehe.... Iya, kamu tahu gak apa yang aku rasain sekarang?"
"Apa?"
"Aku bahagia"

Ps: special thanks to Gudang garam surya 12, Efek Rumah Kaca dan Hujan sehingga menginspirasi gw buat cerita aneh ini :cool:  buat para pembaca jika ada kesamaan atau kemiripan dengan kisah disekitar anda mohon maaf mungkin itu disengaja "Selamat Menikmati".

Sabtu, 17 November 2012

Tersesat

aku kalah,
cahaya ini tlah kubiarkan padam tak bersisa
aku jatuh,
menimbun masa depan dengan kenangan
aku tak tau harus kemana
kompasku rusak,
orion pun tak mau meminjamkan sedikit sinarnya
apa aku harus diam?
membiarkan diriku membusuk disini
meratapi semua omong kosong ini
maafkan aku untuk aku dimasa depan
aku tak menyisakan cahaya untukmu
tolong beri aku waktu
kan kubawakan cahaya baru
memang ini cahaya yang lain
yang pasti kujanjikan untukmu
cahaya ini lebih terang dari yang dulu

ps: buat gw dimasa depan lo gk perlu kawatir ama gw disini, gk perlu lo nyari mesin waktu buat nemenin gw disini, gw bisa jalanin ini sendiri...... just give me a time :)